Minggu, 25 September 2011

Bayang Ilusi Peri

Tertahan pandang
pada sisi keajaiban
Sebuah fakta hidup
antara ada dan tiada

Rona senyumnya
paparkan sejuta nuansa harapan
Kepak sayapnya
menari mesra di telaga cinta

Kau ada dan tiada
peri dunia penyambut dansa
Kau pemilik nafas cinta
sejolisejoli penawar luka

Salam : syair adalah nyawa                              
  Ketentuan Sang Waktu

Tercatat berlipat
pada suatu tempat
tapi tak sealamat.
Dini kian menua
tercatat dari pagi
siang tertepis senja
hingga malam menduduki tahta.

Tak terelakkan lagi...
Sebuah perlintasan masa bercabang dua
memfasilitasi nikmat dan hujaman pakat
sebelum kelak tertampung di kubakan penyelamat.

Salam syair adalah nyawa                       

Terka Seniman, Runtuh Jabatan

Lekaslah runtuh
hey? kau kabut kusam
sahabat malam
... gurindam kelam
kan ku goncangkan megah persinggahanmu
lewat kilatan kecap
guntur berkoar gagap
Usia bukanlah kendala gempar kritisku
laksana langit masih mengharapkan
sikap terjangku
meruntuhkan sampah di ranting cerahmu.

Salam : syair adalah nyawa                          

Noda Indahmu

Layaknya hitam dan putih
gejolak upaya berakhir letih
selalu begitu...




Tapi tidak untuk yang satu ini
putih dalam kehitaman
hakikat yang tak tertahankan
hasrat melumat
cerna, cetus di nikmat

salam : syair adalah nyawa                        

  Si Lemah
Durjana

jejak kelana si buta melaknat
meliuk sesat
tapak memahat

rintihan sang rumput
kian terabaikan
goresan maut
kian dilantangkan

entah apa...
apa yang ia ingini
mata tak ada
murka ia bawa
sesat papan hidupnya

salam : syair adalah nyawa              

  Sapa Kegelapan

Taring meruncing
mencabik
menusuk daging
hingga ke tulang rusuk.

'' Bunuh! ''

Lantang teriak
iblis menggertak.

'' Matilah kau... ''

Desakan maut
merekrut
kaum pengikut
putih berkabut
sesat kian bergelut.

Salam syair adalah nyawa

Sabtu, 24 September 2011

Tragedi Karam Perahu Cinta

Melampau jauh dua sejoli arungi samudera mimpi.
Berperahu cinta rakitan suka rasa.
Berdayung kelembutan, menyibak ombak selayak katak.

Muara cinta kian menyapa.
Tersambut damai sang perahu dan tuannya.

Mahligai perahu cinta terhambat lantang kekar karang.
Merembas bocor, patah tersisa ekor.
Karam perahu matikan tuannya
berkabung duka di pemakaman samudera.

Salam : Syair adalah Nyawa

Kamis, 22 September 2011

Puisi Inspiratif

Capung Pendosa, Nista Dunia

Si capung kegelapan
kepakkan dosa
tabungan neraka
Bertubuh belang
si budak jalang
telanjang merayu lintang

Oh,
Mata memanah
hasrat berdarah
kekang iman kian melemah
Bidikan membusur tepat
hingga lintang pun luluh terpikat

Salam : syair adalah nyawa


KIASAN TRAGEDI

Belerang menerka si tua renta.
Di kaki gunung lahar melahapnya.

Entahlah...
Hangus dan gosong
berarang rupanya.
Maut menjemput
kini piagam almarhum disandangnya.

Salam : syair adalah nyawa

-Rainkarnasi Kandungan Pagi-

Bersambut cerah
sang fajar tersenyum megah.
Melahap kelam
kebumikan pelita malam.

Pagi...
Rona duniawi
bersemi awali tragedi.
Sepintas karya jejak insani
hingga tertimbun kematian senja nanti.
Salam syair adalah nyawa.


Haruskah Islam Dibela?

Kekecewaan kian berlarut
Sebab kiamat kian menyambut
Sucinya Islam kini telah
ternodai
Oleh tangantangan para
pendosa yang katanya pembela

Setahuku...
Islam tak butuh pembela
Sebab sejatinya, Islam adalah
pelindung umatNya

Simbol Islam itu TEGAS, bukan
KERAS
Karena Islam itu PENYELARAS
DAMAI DUNIA, bukan TERORIS
DUNIA

Harusnya mereka sadar!
Belalah diri mereka sendiri
Sebelum mereka menyesal di
akhirat nanti

Aku memang bukan insan yang
suci
Tapi aku benci dengan umat
yang menjatuhkan nama
Agama dan Tuhannya sendiri

Salam syair adalah nyawa