Bayang Ilusi Peri
Tertahan pandang
pada sisi keajaiban
Sebuah fakta hidup
antara ada dan tiada
Rona senyumnya
paparkan sejuta nuansa harapan
Kepak sayapnya
menari mesra di telaga cinta
Kau ada dan tiada
peri dunia penyambut dansa
Kau pemilik nafas cinta
sejolisejoli penawar luka
Salam : syair adalah nyawa
Ketentuan Sang Waktu
Tercatat berlipat
pada suatu tempat
tapi tak sealamat.
Dini kian menua
tercatat dari pagi
siang tertepis senja
hingga malam menduduki tahta.
Tak terelakkan lagi...
Sebuah perlintasan masa bercabang dua
memfasilitasi nikmat dan hujaman pakat
sebelum kelak tertampung di kubakan penyelamat.
Salam syair adalah nyawa
Terka Seniman, Runtuh Jabatan
Lekaslah runtuh
hey? kau kabut kusam
sahabat malam
... gurindam kelam
kan ku goncangkan megah persinggahanmu
lewat kilatan kecap
guntur berkoar gagap
Usia bukanlah kendala gempar kritisku
laksana langit masih mengharapkan
sikap terjangku
meruntuhkan sampah di ranting cerahmu.
Salam : syair adalah nyawa
Noda Indahmu
Layaknya hitam dan putih
gejolak upaya berakhir letih
selalu begitu...
Tapi tidak untuk yang satu ini
putih dalam kehitaman
hakikat yang tak tertahankan
hasrat melumat
cerna, cetus di nikmat
salam : syair adalah nyawa
Si Lemah
Durjana
jejak kelana si buta melaknat
meliuk sesat
tapak memahat
rintihan sang rumput
kian terabaikan
goresan maut
kian dilantangkan
entah apa...
apa yang ia ingini
mata tak ada
murka ia bawa
sesat papan hidupnya
salam : syair adalah nyawa
Sapa Kegelapan
Taring meruncing
mencabik
menusuk daging
hingga ke tulang rusuk.
'' Bunuh! ''
Lantang teriak
iblis menggertak.
'' Matilah kau... ''
Desakan maut
merekrut
kaum pengikut
putih berkabut
sesat kian bergelut.
Salam syair adalah nyawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar